Minggu, 01 April 2018
Home »
» Tingkatkan Produksi Panen Bawang Merah, Babinsa Kedungrejo Rowokangkung Dampingi SL-GAP
Tingkatkan Produksi Panen Bawang Merah, Babinsa Kedungrejo Rowokangkung Dampingi SL-GAP
Guna meningkatkan produksi panen bawang merah yang ada di wilayah, Babinsa Kedungrejo koramil 0821/16 Rowokangkung dampingi para petani yang tergabung dalam kelompok tani Karya Makmur dusun desa Kedungrejo kecamatan Rowokangkung kabupaten Lumajang dalam kegiatan SL-GAP (sekolah Lapangan Good Agriculture Practices, Minggu (1/4/2018)
Kegiatan yang dilaksanakan di balai pertemuan kelompok tani tersebut dikemas dalam sosialisasi dan praktek lapangan dihadiri oleh seluruh anggota kelompok tani Karya Makmur dan dihadiri oleh Dinas Pertanian kabupaten Lumajang bidang Perkebunan dan Holtikultura serta PLL desa setempat.
Kopka Stepanus Thenu Babinsa Kedungrejo Koramil 0821/16 Rowokangkung mengatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan yang baru bagi kelompok tani Karya Makmur agar dapat menyerap materi kemudian mengaplikasikannya dalam metode bercocok tanam bawang merah yang efektif, ujarnya.
Selama ini para petani bawang merah hanya mengandalkan pola dan sistem tanam dengan cara-cara yang lama, belum ada inovasi dan terobosan baru dalam menegemen sistem pengolahannya sehingga hasil panen yang didapatkan juga kurang maksimal, terangnya.
Kopka Stepanus juga mengharapkan, " dengan adanya kegiatan ini diharapkan para petani bawang merah dapat menyerap seluruh materi yang diberikan oleh para penyaji, tanyakan hal yang dianggap kurang paham, sehingga setelah kegiatan ini dapat dipraktekkan penerapannya di lahan guna meningkatkan hasil dan kualitas panen yang meningkat, harapnya.
Sementara Misari dari Dinas Pertanian kabupaten Lumajang bidang Perkebunan dan Holtikultura mengatakan, komoditas bawang merah yang ditanam oleh para petani pada umumnya belum menggunakan benih unggul bermutu dengan penerapan teknologi yang belum mengikuti kaidah budi daya yang benar, hal ini mengakibatkan usaha agribisnis bawang merah belum memberikan hasil yang optimal, jelasnya.
Misari juga menambahkan, melalui kegiatan SL GAP (Sekolah Lapangan Good Agriculture Practise) para petani diajarkan dengan materi sekaligus langsung penerapan aplikasi praktek lapangan, sehingga teori ini lebih dapat diterima oleh petani dan sangat efektif untuk dapat diterapkan, ungkapnya.
Hal yang harus diperhatikan oleh para petani bawang merah diantaranya adalah pengolahan tanah dan pembuatan bedengan, pemilihan benih yang baik, pemupukan dan penanganan gulma, pengendalian hama penyakit serta materi pemberian pupuk organik dan Mikro Organisme Lokal (MOL), tambahnya.
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini para anggota kelompok tani telah memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih dalam budidaya bawang merah sehingga mampu meningkatakan pendapatan ekonomi keluarga, pungkasnya. (Pendim0821)
0 komentar:
Posting Komentar