Lumajang , Pendim 0821 – Guna mendukung terwujudnya program Swasembada Pangan Nasional, Forkopimcam Rowokangkung terus memberikan pendampingan di bidang pertanian kepada para petani, salah satunya pemberantasan hama tikus dilahan pertanian (persawahan).
Hal tersebut disampaikan oleh Danramil 0821/16 Kapten Czi Heri Cahyono, bersama petani waktu melaksanakan Gropyok Tikus, di lokasi persawahan Poktani Mulyo Desa Sidorejo Kecamatan Rowokangkung Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (01/02/2020).
Aksi gropyokan tikus dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan melakukan pengasapan di lubang-lubang tikus, mencangkul lubang tikus, dan menangkap tikus dengan benda tumpul, petani juga memasang umpan racun dan mencari langsung tikus di sarang tempat sembunyiannya.
Heri Cahyono juga mengatakan, gropyokan ini merupakan tradisi sebagian petani di beberapa daerah tertentu dengan tujuan memberantas hama tikus.
"Bila ancaman serangan tikus dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dikhawatirkan akan menjadi ancaman pada masa tanam ini, semua pasti mengetahui akibat serangan hama tikus ini, tidak sedikit petani yang gagal panen," ujarnya
Koordinator Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Sudarsono, SP, mengatakan, bahwa pelaksanaan gropyokan tikus diharapkan dapat membantu petani setempat, dalam upaya untuk peningkatan swasembada pangan yang merupakan program dari Pemerintah.
"Gropyok ini adalah hal yang dilakukan secara alami dan ramah lingkungan, karena sama sekali tidak memakai bahan kimia, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kegotong-royongan," pungkasnya (Pendim 0821/fj).
Hal tersebut disampaikan oleh Danramil 0821/16 Kapten Czi Heri Cahyono, bersama petani waktu melaksanakan Gropyok Tikus, di lokasi persawahan Poktani Mulyo Desa Sidorejo Kecamatan Rowokangkung Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (01/02/2020).
Aksi gropyokan tikus dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan melakukan pengasapan di lubang-lubang tikus, mencangkul lubang tikus, dan menangkap tikus dengan benda tumpul, petani juga memasang umpan racun dan mencari langsung tikus di sarang tempat sembunyiannya.
Heri Cahyono juga mengatakan, gropyokan ini merupakan tradisi sebagian petani di beberapa daerah tertentu dengan tujuan memberantas hama tikus.
"Bila ancaman serangan tikus dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dikhawatirkan akan menjadi ancaman pada masa tanam ini, semua pasti mengetahui akibat serangan hama tikus ini, tidak sedikit petani yang gagal panen," ujarnya
Koordinator Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Sudarsono, SP, mengatakan, bahwa pelaksanaan gropyokan tikus diharapkan dapat membantu petani setempat, dalam upaya untuk peningkatan swasembada pangan yang merupakan program dari Pemerintah.
"Gropyok ini adalah hal yang dilakukan secara alami dan ramah lingkungan, karena sama sekali tidak memakai bahan kimia, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kegotong-royongan," pungkasnya (Pendim 0821/fj).
0 komentar:
Posting Komentar