Lumajang, Pendim 0821 – Babinsa Nogosari Koramil 0821/16 Rowokangkung Serda Joko Narimo bersama Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Rowokangkung dan Kelompok Tani (Poktan) Mawar Desa Nogosari melaksanakan pemberantasan hama tikus, di lahan persawahan Poktani Mawar Desa Nogosari Kecamatan Rowokangkung Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (1/2/2021).
Saat kegiatan tersebut, Joko Narimo mengatakan bahwa pemberantasan hama tikus tersebut dilakukan agar serangan hama tikus dapat dikendalikan saat memasuki musim tanam. Oleh karena itu, perlu melakukan gerakan masal pembersihan lahan dan pengasapanan lubang-lubang tikus sebelum musim tanam.
Lanjut dia, langkah gropyokan rutin digelar oleh para petani setempat, karena dinilai bisa mengurangi jumlah populasi tikus, selain itu warga juga menerapkan metode pembasmian dengan cara lain, mulai memasang jebakan hingga penyebaran racun tikus dilahan persawahan.
“Mari sama-sama kita lakukan pemberantasan tikus ini, karena bila dibiarkan dan tidak segera diatasi dikawatirkan akan menjadi ancaman pada masa tanam, karena para petani juga sudah mengetahui akibat serangan hama tikus,” kata dia.
Sementara itu, PPL Desa Nogosari Sumiati menerangkan, bahwa pelaksanaan gropyokan tikus diharapkan dapat membantu petani setempat, dalam upaya untuk peningkatan swasembada pangan yang merupakan program dari Pemerintah.
"Gropyok tikus ini merupakan salah satu cara yang dilakukan secara alami dan ramah lingkungan, karena sama sekali tidak memakai bahan kimia, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kegotong-royongan," terangnya.
Ia menambahkan, bahwa dengan adanya pendampingan dari pihak setempat kami optimis akan mendapatkan hasil panen terbaik tahun ini, sebagai buktinya dalam gropyok sawah bersama ini kami berhasil menangkap sekitar 300 ekor tikus dengan peralatan seadanya. (Pendim 0821/Fj)
Saat kegiatan tersebut, Joko Narimo mengatakan bahwa pemberantasan hama tikus tersebut dilakukan agar serangan hama tikus dapat dikendalikan saat memasuki musim tanam. Oleh karena itu, perlu melakukan gerakan masal pembersihan lahan dan pengasapanan lubang-lubang tikus sebelum musim tanam.
Lanjut dia, langkah gropyokan rutin digelar oleh para petani setempat, karena dinilai bisa mengurangi jumlah populasi tikus, selain itu warga juga menerapkan metode pembasmian dengan cara lain, mulai memasang jebakan hingga penyebaran racun tikus dilahan persawahan.
“Mari sama-sama kita lakukan pemberantasan tikus ini, karena bila dibiarkan dan tidak segera diatasi dikawatirkan akan menjadi ancaman pada masa tanam, karena para petani juga sudah mengetahui akibat serangan hama tikus,” kata dia.
Sementara itu, PPL Desa Nogosari Sumiati menerangkan, bahwa pelaksanaan gropyokan tikus diharapkan dapat membantu petani setempat, dalam upaya untuk peningkatan swasembada pangan yang merupakan program dari Pemerintah.
"Gropyok tikus ini merupakan salah satu cara yang dilakukan secara alami dan ramah lingkungan, karena sama sekali tidak memakai bahan kimia, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kegotong-royongan," terangnya.
Ia menambahkan, bahwa dengan adanya pendampingan dari pihak setempat kami optimis akan mendapatkan hasil panen terbaik tahun ini, sebagai buktinya dalam gropyok sawah bersama ini kami berhasil menangkap sekitar 300 ekor tikus dengan peralatan seadanya. (Pendim 0821/Fj)
0 komentar:
Posting Komentar